Info lebih lanjut..., klik gambar ini.....!

Kamis, 03 Maret 2011

DAN….PEMENANGNYA ADALAH KERONCONG

“Tak ada keberpihakan kepada siapapun dan apapun, pihak manapun. Hanya satu, berpihak kepada keroncong. Dan…pemenangnya adalah keroncong”. Ini adalah cuplikan singkat yang saya sampaikan, sesaat sebelum Andre Juan Michiels pimpinan Krontjong Toegoe, menyerahkan piagam penghargaan dari-nya, kepada Ketua HWK Jawa Barat dan Ketua HWK Kota Cimahi. Andre menilai, upaya yang telah dilakukan oleh Himpunan Wanita Karya (HWK) sepatutnya mendapat penghargaan, khususnya dari para penggiat keroncong. Betapa tidak, organisasi yang sama sekali “tidak berbau” keroncong itu, mampu menyelenggarakan sebuah lomba untuk “keroncong”.

Halnya sebagai pengelola program siaran acara Kharisma Keroncong di 90.9 LITA FM Bandung. Saya berpikiran yang sama, lalu tersinergikan sebagai sebuah ‘dukungan kecil’ kepada penyelenggara. Sebagai praktisi media penyiaran, dan mewadahi para pegiat keroncong untuk beraktualisasi, berapresiasi dan berekspresi, saya menawarkan kepada pihak yang terketuk hati untuk turut serta dalam kegiatan Lomba Nyanyi Lagu Sunda Iringan Musik Keroncong. Gayung bersambut. Andre Juan Michiels pimpinan Krontjong Toegoe-pun berminat untuk memberikan dukungan. Maka, terjadilah.

Saya secara pribadi menilai, apa yang dilakukan Andre Juan Michiels sangatlah tepat. Disaat banyak pihak yang terus berupaya agar music keroncong tetap dan senantiasa berkibar tak hanya di negeri sendiri, ia juga berpikiran sama. Hanya, bhakti pada keroncong haruslah nyata dan tak hanya dalam tataran wacana apalagi sekadar debat teori. Ini bisa dimengerti, jika menoleh jauh kebelakang dan masa lampau, tak diragukan lagi bahwa menyebar-nya music keroncong diseantero jagad dan telah banyak diketahui public, awalnya dari Kampoeng Toegoe. Sebuah kampung di Jakarta Utara dimana para leluhur Andre JM yang memainkan music crang crung crang crung yang akhirnya kita kenal dengan keroncong itu. Dan Andre tak ingin terjebak dalam polemik siapa mewariskan apa, pula apa yang diwariskan nenek moyangnya kepada siapa. Baginya hanya satu, kini keroncong sudah menjadi milik anak bangsa ini.

Frame masa lalu, berpadu pada cita cita dimasa datang serta kondisi nyata dilapangan saat inilah, yang menggerakkan Kharisma Keroncong 90.9LITA FM untuk menggandeng Krontjong Toegoe, memberikan dukungan pada lomba ini. Jika ingin disebut keroncong masih menggema di masyarakat, bisa jadi iya bisa pula tidak. Nyatanya, tak banyak generasi muda yang ter-influence keroncong. Namun, disisi lain tak sedikit pula para sepuh dan generasi tua, masih ingin “bermain-main” dengan keroncong. Ditambah, untuk membantah sebuah anggapan bahwa keroncong tak hanya milik para pegiatnya saja. Maka, dibutuhkan proses panjang untuk ‘kembali’ menata-nya, agar keroncong tidak dipaksakan digemari beragam kalangan. Lebih dari itu, kedepan sebuah harapan agar keroncong tak hanya menjadi klangenan, namun mampu berkembang, seiring dengan perjalanan waktu dan zamannya.

Upaya inilah yang seharusnya terus dan senantiasa dipikirkan dan dilakukan langkah nyata oleh para pegiat keroncong. Apa yang dilakukan HWK, adalah sebuah langkah nyata. Bahwa, kemeriahan dan kesuksesan tidak diukur dari banyaknya peserta, atau parameter apapun, mereka telah membuktikannya. Bahkan, kedepan beberapa terobosan akan ditempuh, dengan melibatkan para pegiat keroncong.

Bagi saya, tak ada yang lebih santun saat upload puluhan gambar ini, selain ungkapan terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang memiliki dan menunjukkan komitmen-nya melalui beragam cara dalam menjaga dan mengembangkan keroncong. Pula kepada puluhan peserta lomba dari remaja, dewasa dan para lansia yang telah rela berkeroncong. Anda memang para juara dan pemenangnya. Namun yang lebih hebat lagi adalah, anda telah mengantarkan keroncong untuk tetap menjadi pemenangnya!

\partho adalah BW\